Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting ADS Search Google

Pengertian Ilmu Tauhid, Nama-Nama Lain Dalam Ilmu Tauhid, Objek pembahasan ilmu tauhid, Peranan Akal dan Wahyu Dalam Ilmu Tauhid, Hukum Dan Hikmah, Makna Kalimat Tauhid Dan Implikasinya Dalam Kehidupan


PENGERTIAN ILMU TAUHID

Secara bahasa, ilmu berasal dari bahasa Arab العلم yang bermaksud mengetahui, yaitu kata masdar dari kata علم- يعلم 

Perkataan tauhid berasal dari kata arab, masdar dari kata وحد-يوحد 

Secara istilah, tauhid berarti keEsa-an. Yaitu I’tikad atau keyakinan bahwa Allah SWT Esa, Tunggal, Satu. 

Husain Affandi al-Jasr berpendapat:
Ilmu tauhid adalah yang membahas hal-hal yang menetapkan aqidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan .

a. Hakikat Tauhid 

Allah berfirman:
وما خلقث الجن والانس الا ليعبدون 
Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (adz-Dzariyat : 56) 

Ketahuilah bahwa tauhid secara mutlak adalah berilmu dan mengakui keesaan Allah dan sifat-sifat-Nya yang sempurna, mengikrarkan ketauhidan-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang agung lagi mulia dan mengesakan-Nya dalam ibadah.

Ilmu tauhid adalah yang membahas hal-hal yang menetapkan aqidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan.

b. Macam-Macam Tauhid

Macam-macam tauhid terbagi kepada tiga bagian: 

1. Tauhid rububiyyah 
Yaitu hendaknya hamba menyakini bahwa Allah adalah Rab Yang Maha Esa, yang menciptakan, memberikan rezeki dan mengatur alam dengan sendirian. Dia yang mengatur semua makhluk dengan nikmat.

2. Tauhid uluhiyyah
Dikenali dengan tauhid ibadah. Yaitu mengi’tikad dan beriman bahwa Allah sahaja yang berhak disembah dan tiada sekutu dalam penyembahannya. Dia sahaja berhak dita’ati, kepada-Nya tempat bertawakkal , berdoa dan berserah .

3. Tauhid asma wa sifat
Yaitu mengi’tikad dan beriman bahwa Allah bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan dan Maha Suci dari segala sifat-sifat kekurangan, kelemahan dan Allah mempunyai nama-nama yang layak dengan kebesarannya. Segala nama itu tidak sama dengan makhluk.

c. Nama-Nama Lain Ilmu Tauhid

Adapun nama lain dari ilmu tauhid adalah: 

a. Ilmu kalam
Ilmu yang mengungkapkan bagaimana cara menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (Islam) dengan bukti-bukti yang menyakinkan, ia lebih menyerupai filsafat. 

b. Ilmu ushuluddin
Ushuluddin adalah serangkai kata yang terdiri dari ushul dan ad-din. Ushul jama’ dari ashl yaitu yang berarti pokok, ataupun dasar. Sedangkan ad-din artinya agama. Jadi perkataan ushuluddin menurut bahasa berarti pokok atau dasar-dasar agama. Mereka memberikan nama ilmu ushuluddin, lantaran ilmu ini menguraikan pokok-pokok kepercayaan dalam agama dan juga karena ilmu ushuluddin ini membahas prinsip-prinsip agama islam. 

c. Ilmu qaid (Ilmu akidah)
Aqidah menurut bahasa ialah berasal dari perkataan al-aqd yaitu ikatan, menguatkan, meneguhkan dan menegakkan. 

Aqidah adalah hukum yang tidak menerima keraguan di dalamnya bagi orang yang menyakininya. Aqidah dalam agama adalah maksudnya keyakinan tanpa perbuatan, seperti keyakinan tentang keberadaan Allah bukan di ‘Arasy dan diutusnya para rasul. Dan bentuk jama’nya adalah aqaa'id.

Aqidah menurut istilah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa merasa tentram kepada-Nya. 

d. Ilmu ma’rifah
Arti ma’rifah yaitu pengenalan atau mengenal. Mengapa dikatakan ilmu ma’rifah, lantaran di ilmu ini kebanyakan yang diperbincangkan ialah hal mengenal Allah dan dengan keyakinan yang teguh dan tetap dalam satu prinsip. 

e. Telogi islam
Teologi islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yaitu pembahasannya mencakup dengan persoalan-persoalan dasar dan soal pokok seperti ketuhanan, iman, kufur dan hal lainnya sebagaimana tercakup dalam rukun iman. 

f. Fiqh Al-akbar
Menurut persepsi Abu Hanifah, hukum islam yang dikenal dengan istilah Fiqh terbagi atas dua bagian. Pertama: Fiqh Al-Akbar yakni membahas keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua: Fiqh Al-Ashghar membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama tetapi hanya furu’nya saja. 

g. Ilmu hakikat
Ilmu hakikat adalah ilmu sejati, Karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu, sehingga dapat menyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki). 

h. Ilmu sifat dua puluh
Sebenarnya ilmu sifat 20 adalah penyederhanaan dari kata ilmu tauhid atau ilmu kalam atau bisa di sebut juga I’tiqad dua puluh. Bahkan ada Ulama berpendapat bahwa bila seorang tidak mampu menguasai sifat dua puluh tersebut ada yang mengatakan tidak sah iman orang tersebut. Ilmu ini membahas tentang sifat-sifat ketuhanan.

i. Ilmu filsafat islam.
Disebut ilmu filsafat islam karena ilmu kalam membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumental logika. 

Pembahasan Ilmu Tauhid 

As-samiyyat ialah membincangkan perkara-perkara yang ghaib yang tidak dapat diketahui melainkan dengan perantaraan wahyu, seperti neraka, padang mahsyar dan sebagainya.
An-nubuwwah ialah membahas tentang konsep kenabian, tugas dan sifat-sifatnya.
Ilahiyah ialah membahas tentang wujudnya Allah, mengenai sifat-Nya tidak bagi zat-Nya.

Peranan Akal dan Wahyu Dalam Ilmu Tauhid

A. Pengertian akal

Akal berasal dari bahasa arab yaitu عقل-يعقل . Kata akal sering disebut sebagai lafadz musytarak yaitu kata yang memiliki banyak makna. Dalam kamus arab dijelaskan bahwa عقل memiliki makna di antaranya:

· ادرك : mencapai, mengetahui
· فهم : memahami
· تدرب : merenung
· تفكر : berfikir

B. Fungsi akal

Akal mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan, karena pada hakikatnya akal adalah mesin penggerak dalam tubuh yang mengatur dalam berbagai hal yang akan dilakukan setiap manusia yang akan meninjau baik, buruk dan akibat dari hal baik atau buruk yang dikerjakan itu. 
Akal juga merupakan sarana untuk memperoleh iman sejati, karena iman tidaklah sempurna tanpa didasarkan akal dan I’tiqad hati yang satu. 

Diantara fungsi akal yang lain adalah:
· Akal sebagai tolak ukur akan kebenaran dan kebatilan
· Akal sebagai alat untuk menemukan solusi ketika permasalahn datang
· Akal sebagai alat untuk mencerna berbagai hal dan tingkah laku yang benar melalui pencerahan melalui hati.
Baca juga: Kisah kocak sahabat Rasulullah

C. Pengertian Wahyu 

Wahyu berasal dari kata bahasa arab yakni( يحى وحيا وحي ) yang secara harfiah yakni suara, api, kecepatan, bisikan, rahasia dan isyarah. 
Secara istilah wahyu adalah pemberitahuan tersembunyi dan cepat kepada seseorang secara khusus dan terpilih tanpa seorang pun yang mengetahuinya. 
Wahyu dalam bentuk kata maf’ul berarti sesuatu yang diwahyukan, yakni Kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi-NabiNya.

Ada tiga cara penyampaian wahyu: 
1. Melalui jantung hati seseorang dalam bentuk ilham atau mimpi
2. Dari belakang tabir seperti yang dialami oleh nabi musa
3. Utusan yang di utuskan dalam bentuk malaikat

D. Fungsi wahyu

Wahyu juga memiliki beberapa fungsi. Wahyu memberikan khabar kepada manusia tentang bagaimana cara bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan, juga menyempurnakan akal tentang mana yang baik dan buruk, serta menjelaskan perincian pahala dan hukuman yang akan diterima manusia di akhirat kelak. 

E. Peranan akal dan wahyu dalam aliran-aliran ilmu kalam

a. Peranan akal dalam aliran ilmu kalam
Manusia mempunyai akal, dan akallah yang membuat manusia berbeda dari hewan. Bahkan ada dalam mahfuzat mengatakan, apabila manusia tanpa akal itu bagaikan binatang.
Perbedaan pendapat diantara Mu’tazilah, Asy’ariyyah dan Maturidiyyah: 

1. Mu’tazilah: Segala pengetahuan dapat diperoleh dengan perantaraan akal.
2. Asy’Ariyyah: Segala kewajiban manusia hanya dapat diketahui melalui wahyu.
3. Maturidiyyah: Hanya kewajiban berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat, yang tidak dapat diketahui oleh akal. 

b. Peranan Wahyu dalam Aliran-Aliran Ilmu Kalam
Untuk mengetahui Tuhan dan sifat-sifat-Nya, wahyu dalam pendapat Mu’tazilah, Tak mempunyai fungsi apa-apa dalam soal keempat masalah yang menjadi bahan kontroversi dalam teologi islam. 

Wahyu kata lebih lain yaitu mengetahui kewajiban menjauhi perbuatan-perbuatan yang tak dapat diketahui akal apakah membawa kebaikan atau kemudaratan. Dalam hal ini, wahyulah yang menentukan buruk atau baiknya perbuatan-perbuatan. 

Wahyu dapat disimpulkan dengan beberapa pendapat: 

1. Mu’tazilah: Mempunyai fungsi konfirmasi dan informasi, memperkuat apa-apa yang telah diketahui akal dan menerangkan apa-apa yang belum diketahui akal, dan demikian menyempurnakan pengetahuan yang telah diperoleh akal. 

2. Asy’Asyariyyah: Akal dapat mengetahui hanya adanya Tuhan saja, wahyu mempunyai kedudukan penting. 

3. Maturidiyyah :Wahyu bagi cabang Samarkandi mempunyai fungsi yang lebih kurang dari pada wahyu dalam pahaman Bukhara. 

Semua pendapat-pendapat aliran kalam di atas adanya benar, namun ada juga mereka menggunakan pendapat mereka dengan ayat-ayat Al-Quran. Mu’tazilah mungkin lebih liberal kerana lebih banyak menggunakan akal, tapi mereka juga tetap menggunakan wahyu sebagai petunjuk. Adapun Asy’Ariyyah, mereka lebih banyak menggunakan wahyu, namun mereka juga tetap menggunakan akal dalam memahami wahyu tersebut.

Hukum Dan Hikmah Mempelajari Ilmu Tauhid 

Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ‘ain bagi setiap orang mukhalaf baik laki-laki maupun perempuan, meskipun hanya mengetahui dengan dalil-dalil globalnya.
Adapun mempelajarinya secara terinci, hukumnya fardhu khifayah. 

Hikmah atau Manfaat Mempelajari Ilmu Tauhid: 
1. Sebagai sumber motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan.
2. Membimbing manusia kejalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk beribadah dengan penuh keikhlasan.
3. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan.
4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.
5. Rela atas pemberian Allah atas dirinya mengenai rezki, kedudukan dan lain-lain
6. Rasa saling menghargai.
7. Rasa kasih sayang terhadap sesama manusia.
8. Memberikan ketentraman batin 

Di antara keuntungan bagi yang mempelajari ilmu Tauhid ialah:
1. Kesungguhan orang yang tetap di jalan Allah.
2. Kegemaran yang menghasilkan manfaat untuk umum.
3. Akan selalu membelanjakan hartanya kejalan Allah.
4. Tidak kekal dalam neraka.
5. Tidak akan sesat.
6. Menjadi taat kepada perintah Allah.
7. Terpelihara iman.
8. Mendapat ketenangan hati.
9. Faedah setelah mati.

Makna kalimat tauhid dan implikasinya dalam kehidupan:
Kalimat tauhid laa ilaaha illallah (لا اله الا الله) adalah kalimat yang terdiri dari 4 kata, yaitu: (laa), (ilaha), (illa), (Allah)

Syarat kalimat la ilaha illallah:
Syarat kalimat tauhid itu ada tujuh, ia tidak akan bermanfaat kecuali ketujuh syarat ini ada.
1. Ilmu
2. Yakin
3. Ikhlas
4. Jujur
5. Cinta
6. Tunduk
7. Menerima 

Implikasi kalimat tauhid dalam kehidupan kita adalah:
1. Tiada yang disembah kecuali Allah (لا معبود الا الله)
2. Tiada yang dita’ati secara mutlak kecuali Allah (لا مطاع الا الله)
3. Tiada raja atau penghulu yang sebenarnya selain Allah (لا مالك الا الله)
4. Tiada yang diagungkan kecuali Allah (لا معطم الا الله)
5. Tiada yang dipegangi kecuali Allah (لا معتصم الا الله)
6. Tiada penguasa tunggal kecuali Allah (لا مستبد الا الله)
7. Tiada hakim yang adil kecuali Allah (لا حاكم الا الله)
8. Tiada yang mententramkan hati selain Allah (لا مطمئن الا الله)
9. Tiada pelindung selain Allah (لا ولي الا الله)
10. Tiada yang dicintai selain Allah (لا محبوب الا الله)

1 comment for "Pengertian Ilmu Tauhid, Nama-Nama Lain Dalam Ilmu Tauhid, Objek pembahasan ilmu tauhid, Peranan Akal dan Wahyu Dalam Ilmu Tauhid, Hukum Dan Hikmah, Makna Kalimat Tauhid Dan Implikasinya Dalam Kehidupan"