Cara Takhrij Hadist Untuk Menentukan Kualitas Hadist
A. Cari Hadist
Mencari kata Talqin di kitab Mu’jam, yang kata
dasarnya bahwa hadits itu diriwayatkan oleh Imam al-Turmudzi dan Imam Abu Daud.
Hadits riwayat al-Turmudzi berbunyi :
حدثنا أبو سلمة يحي بن خلف حدثنا بشر بن المفضل
عن عمارة غزية عن يحي بن عمارة عن أبى سعيد الخدر عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : لقنوا اموتكم لااله
الا الله
Artinya : Telah bercerita kepada saya Abu
Slamah Yahya Ibn Khalaf, katanya, telag bercerita kepada saya Bisyr ibn
al-Mufaddhal, dari Ummarah Ibn Ghaziyyah dari Yahya Ibn Ummarah dari Abu Sa’id
al-Khudri dari Nabi saw, katanya : “Talqinlah mayitmu dengan laa ilaha
illallah”
Hadits riwayat Abu Daud berbunyi :
حدثنا مسدد ثنا عمارة بن غزية ثنا يحي بن عمارة
قال : سمعت أبا سعيد الخدري يقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لقنوا
اموتاكم لااله الا الله
Artinya : Telah bercerita kepada kami,
Musadad, katanya, bercerita kepada kami Bisyr, katanya, telah bercerita kepada
kami Ummarah Ibn Ghaziyah, katanya, saya mendengar Abu Sa’id alKhudri berkata,
Rasulullah saw pernah bersabda, “ Talqinlah mayitmu dengan la ilaha
illalah”
B. I’tibar Sanad
Ø Nabi Muhammad SAW
Ø Abu Sa’id Al-Khudri
Ø Yahya Ibn Ummarah
Ø ‘Ummarah Ibn Ghaziyyah
Ø Bisyr Ibn Al-Mufaddhal –
Abu Salamah – Yahya Ibn Khalaf – Al Turmudzi (209-279)
Ø Bisyr Ibn Al-Mufaddhal –
Musaddad – Abu Daud (202-272)
C. Biografi Perawi
Jalur Al-Turmudzi
a. Al-turmudzi itu sendiri. Karena sudah amat terkenal bahwa
al-Turmudzi seorang periwayat hadits yang dihabit dan tsiqah, maka penelusuran
terhadapnya tidak diperlukan. Hanya,
perlu dicantumkan disini bahwa ia hidup antara tahun 209-279 H.
b. Abu Salamah, Yahya Ibn Khalaf
Didalam kitab Tahdzib al-Tahdzib ditemukan,
nama lengkap tokoh ini adalah Yahya Ibn Khalaf al-Bahilli Abu Salamah
al-Bishri, terkenal dengan al-Jubari. Kode yang dicantumkan disebelah nama
untuk Yahya ini adalahو د
د ق dengan huruf ta
dan dal berarti ia termasuk rijal al-Turmudzi dan Abu Daud. Dan, karena kebetulan tidak ada orang lain yang dimaksud dalam
sanad hadits ini. Tidak disebutkan kapan ia lahir, tetapi disebutkan ia wafat
pada tahun 242 H. Melihat tahun wafatnya ini, al-Turmudzi bertemu dengan tokoh
ini.
Banyak Ulama-ulama hadits yang ditimba
haditsnya oleh Yahya
Ibn Khlaf. Banyak juga yang meriwayatkan hadits
darinya. Bisyr Ibn al-Mufaddhal termasuk disebut oleh Ibn Hajar sebagai
periwayat hadits kepada tokoh ini, dan al-Turmudzi disebut sebagai seorang penerima hadits darinya.
Kata Ibn Hajar di tahdzibnya, Ibn Hibban
memasukkan Yahya ini kedalam kelompok orang tsiqah. Komentar lain tidak ada, dan al-jarh yang ditujukan kepadanya juga
tidak ada. Tidak banyak uraian disebutkan dalam tahdzib tentang tokoh ini.
Karena tidak ada al-jarh terhadapnya, justru ada penilaian tsiqah untuknya,
maka ia digolongkan orang adil dan dhabit, haditsnya shahih.
c. Bisyr Ibn al-Mufaddhal
Didalam tahdzib, ada 38 orang bernama Bisyr. Hanya satu yang Ibn
al-Mufaddhal. Ia diberi kode ain artinya, ia seorang rijal kutubus sittah.
Artinya juga ia rijal al-Turmudzi dan Abu Daud. Tokoh ini bernama Bisyr Ibn
al-mufaddhal Ibn Lahiq al-Raqasyi. Ia menerima hadits dari banyak ulama‟, dan
meriwayatkan hadits kepada banyak orang juga. Tidak ada informasi kapan
ia lahir tetapi diinformasikan ia wafat tahun 187 H.
Kalau sanad hadits ini menghendaki Bisyr ini
menerima hadits dari Ummarah Ibn Ghaziyah, dan menyampaikan hadits kepada
Musaddad (Jalur Abu daud) dan Yahya Ibn
Khalaf (Jalur al-Turmudzi), maka kitab tahdzib telah menyebut hubungan itu. Artinya, sanad Bisyr, dengan yahya Ibn Khalaf dan Musaddad
bersambung.
Dari segi adalah (keadilan), agaknya tokoh ini tidak perlu
diragukan beberapa orang kritikus memujinya. Kata Ali Ibn Al-Madini, Bisyr
shalat 400 rakaat dalam sehari, dan sehari puasa sehari tidak. Ibn ma’in
dan Ahmad Ibn Hambal mengomentarinya sebagai Syuyukh al-Bashriyyin. Ibn Hibban
dan Al-Bazzar menilainya tsiqat, sementara, al-Ajli menilainya tsiqah, faqih,
tsabat fi al-hadits, shahibu sunnah dan hasanul hadits. Tidak seorang ulama-ulama pun
menilainya majruh. Dengan demikian, ia adil lagi dhabit,
haditsnya shahih.
d.
Ummarah
Ibn Ghaziyyah
Ada 26 orang bernama Ummarah disebut
di Tahdzib, yang menguntungkan bagi peneliti, mereka yang Ibn
Ghaziyah hanya satu orang, dengan kode و ث خ.
namanya Ummarah Ibn Ghaziyyah Ibn al-harits Ibn Amr Ibn
Ghaziyyah Ibn Amr Ibn Tsa’labah Ibn Khansa Ibn Mabzul Ibn Ghanam Ibn Mazin Ibn al-Najjar
al-Anshari. Banyak Ulama-ulama yang menimba
hadits kepadanya. Yahya Ibn Ummarah dan Bisyr Ibn al-Mufaddhal disebut oleh Ibn
Hajar, masing-masing sebagai pemberi hadits kepada tokoh ini, dan penerima
hadits darinya. Baik dari kode maupun pertalian sanad, tidak diragukan bahwa inilah
orang yang dimaksud dalam sanad hadits.
e. Yahya Ibn Ummarah
Amat banyak nama Yahya dalam kitab Tahdzib. Tetapi hanya dua
orang yang bin Ummarah. Yang satu Yahya Ibn Ummarah Ibn
Ibad. Disebutkan oleh al-Asqalani bahwa ia hanya meriwayatkan hadits kepada Amasy,
dan menerima hadits dari Ibn Abbas, itupun hanya
tentang kisah wafatnya Ali Ibn Abi Thalib. Sepertinya,
bukan ini orang yang dimaksud dalam sanad. Yang tepat adalah Yahya Ibn Ummarah
Ibn Abi Hasan al-Anshari. Tidak ada informasi dari al-Asqalani, kapan ia lahir
dan kapan pula ia wafat. Beberapa shahabat disebut oleh al-Asqalani, sebagai
penyalur hadits kepadanya, termasuk Abu Sa’id
al-Khudri. Umarah Ibn Ghaziyyah juga disebut sebagai salah seorang penerima
hadits dari Yahya ini. Dengan demikian persambungan sanad keatas dan kebawah
telah terjadi. Tidak
banyak komentar ulama-ulama terhadap tokoh ini. Ibn Ishaq, al-Nasa’i dan Ibn
Kharrasy memujinya kendati tidak luar biasa dengan nilai tsiqah. Begitu juga Ibn Hibban. Komentar lain tidak ada. Maka, tidak ada
pertentangan antara penilaian adil dan cacatnya. Dengan demikian, haditsnya
tergolong shahih.
f. Abu Sa’id al-Khudri
Ia seorang sahabat Nabi, wafat tahun 75 H. Al-Aqsani memberi
informasi bahwa Abu Sa’id meriwayatkan hadits kepada Yahya Ibn Ummarah. Bila kita
menggunakan teori bahwa semua sahabat itu adil, maka Abu Sa’id
tidak perlu diperiksa, langsung dikatakan bahwa haditsnya shahih.
Jalur Abu Daud
Abu Daud menerima hadits dari Musaddad (b). Didalam tahdzib hanya
seorang yang punya nama ini. Ia Musaddad Ibn Musarhad Ibn Musarbal al-Bishri al-Asadi
Abu al-Hasan al-Hafidz. Entah kapan dia lahir, tetapi tahun wafatnya disebut 228 H. Dapat
dipastikan, ini orang yang dimaksud didalam sanad. Apalagi, disana ada kode س د د خ , dengan kode dal dan ta maka ia termasuk
rijal al-Turmudzi dan Abu Daud.
Oleh Ibn Hajar al-Asqalani, Bisyr Ibn al-Mufaddhal (c) disebut
sebagai salah seorang yang menyampaikan hadits kepada Musaddad. Abu Daud
disebut sebagai penerima hadits dari tokoh ini. Persambungan sanad keatas
maupun kebawah sudah jelas.
Jawaban atas pertanyaan tentang Musaddad, menurut Abu Abdillah, benar,
Ia syeikh semoga Allah mengampuninya. Imam Ahmad menilainya shaduq (dikenal
kejujurannya). Ibn Ma’in menilai Musaddad tsiqah-shaduq. Tidak ada yang mencacat.
Dari pujian yang ada tergambar bahwa Musaddad tidak terlalu hebat.
Istilah yang digunakan didalam ta’dil adalah
syeikh, shaduq, malah disertai permohonan ampun. Itu artinya, ia ditolelir
sebagai penyalur hadits. Untungnya ia tidak dicacat orang, untungnya lagi, ada
yang menilai Tsiqah shaduq, seperti Ibn Ma’in.
Maka, kalau dikatakan, haditsnya shahih, agaknya shahih pas-pasan. Tetapi
istilah itu tidak ada didalam ilmu hadits. Setelah kita menghadapi kasus
semacam ini, maka kita percaya bahwa kadar keshahihan
hadits itu berlapis-lapis. Karenanya, benar kalau didalam ilmu hadits ada
konsep ashahul asanid.
Adapun tokoh lain dari jalur Abu Daud adalah Bisyr dan terusnya
keatas sampai dengan Nabi, sudah diuraikan dijalur al-Turmudzi.
Dari hasil tayangan sanad kedua jalur itu dapat dikatakan bahwa
sanadnya bersambung. Dari segi kualitas rijal, semua periwayat jalur
al-Turmudzi berpredikat dhabit dan tsiqah. Karena itu Ummarah Ibn Ghaziyah (d),
dinilai kurang tsiqah. Karena itu hadits jalur al-Turmudzi nilainya hasan.
Demikian juga jalur Abu Daud. Karena hadits ini melalui Ummarah Ibn Ghaziyah
yang sekaligus rijal al-Turmudzi maka nilai haditsnya juga hasan. Bahkan pada
jalur Abu Daud terdapat periwayat yang tingkat keadilannya begitu rendah,
sampai ada yang menilai seraya memintakan ampun. Itulah dia Musaddad pada jalur
Abu Daud.
D. Kitab Rujukan
Mu’jam al-Mufahras li Alfadz al-Hadist
Tahdzib al-Tahdzib
E. Kualitas Hadist
Dua hadist
ini bunyinya sama, namun dari para periwayatnya ada dua jalur, yang berpisah setelah Bisyr
ibn al-Mufaddal, yaitu satu kepada Abu Salamah kemudian dikumpulkan oleh
Turmudzi, satu lagi kepada Musaddad dikumpulkan oleh Abu Daud. Jadi kualitas
Hadistnya yaitu Hadist Hasan
Post a Comment for "Cara Takhrij Hadist Untuk Menentukan Kualitas Hadist"