Kisah Dan Tokoh Tahaddi Dalam Menantang Isi Al-Quran
Rasulullah SAW telah meminta orang Arab menandingi Al-Qur’an dalam bentuk tiga tahapan:
Menantang mereka dengan seluruh Qur’an dalam uslub umum yang meliputi orang arab sendiri dan orang lain, manusia, dan jin, dengan tantangan yang mengalahkan kemampuan mereka secara padu melalui firman-Nya : “Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Al-Isra ayat 88)
Menantang mereka dengan sepuluh surah saja dalam Qur’an, dalam firman-Nya: “Ataukah mereka mengatakan: Muhammad telah membuat-buat Qur’an itu. Katakanlah : (Jika demikian), maka datangkanlah sepuluh orang yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar. Jika mereka (yang kamu seru itu) tidak menerima seruanmu itu, ketahuilah, sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah.” (Hud ayat 3-14)
Menantang mereka dengan satu surah saja dari Al-Qur’an, dalam firman-Nya :“Atau (patutkah) mereka mengatakan, Muhammad membuat-buatnya. Katakanlah: Kalau benar yang kamu katakan itu, cobalah datangkan sebuah surah seumpamanya” (Yunus ayat 38)
Musailamah al-Kazzab yang mengaku bahwa dirinya adalah nabi dan rasul telah membuat sebuah surah untuk menentang surah al-Fil sebagai berikut:
Thulaihah bin Khuwailid Al-Asady, ia yang mengaku juga sebagai nabi, bahkan dia menduga bahwa Dzunnun datang kepadanya dengan membawa wahyu, tetapi iya tidak mengakui mempunyai Al-Quran karena kaumnya termasuk orang yang fasih bicara. Mereka mengikutinya karena fanatik kesukuan dan mencari kedudukan serta ketenaran.
Pengarang Kamus Al-Buldan menyebutkan bahwa dia (Thulaihah) punya kata-kata yang menduga bahwa ia dituruni wahyu tetapi kata-kata bunyinya kurang lebih begini:
Sesungguhnya Allah tidak berbuat menutupi wajahmu dan sedikitpun tidak menjelekkan belakangmu, sebutlah Allah pada waktu berdiri, sesungguhnya buih itu tempatnya diatas dan lebih jelas.Maksud: Jangan ruku’, jangan sujud, cukuplah dengan solat sambil berdiri serta zikir kepada Allah dalam keadaan berdiri.
Untuk
memerangi Thulaihah, Abu Bakar mengutus pasukan dibawah pimpinan Khalid bin
Walid, ketika dua pasukan itu bertemu, banyak dari pengikut Thulaihah yang
mati terbunuh. Sedangkan dia ketika itu dalam keadaan berselimut dengan pakaian
tebal untuk menunggu wahyu.
Kemudian Uyainah Bin Hishn Al-Fazzari bertanya kepadanya: “Sudah datangkan wahyu kepadamu?” Ia menjawab dari bawah selimut: Tidak, demi Allah tidak datang. ‘Uyainah bertanya kepadanya: Ia (Allah) telah meninggalkan kau dalam keadaan membutuhkan sesuatu. Kemudian ‘Uyainah menyeru: “Wahai Bani Fazarah, Ini Thulaihah adalah pendusta, kami dan dia tidak diberkahi dalam hal yang dimintakan.
Kemudian Thulaihah lari sampai ke Syam. Disebutkan dalam pelarian tersebut setelah itu dia sadar dan menyatakan keislamannya kembali.
Post a Comment for "Kisah Dan Tokoh Tahaddi Dalam Menantang Isi Al-Quran "