Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting ADS Search Google

Pelajaran Berharga Interaksi Ulama NEK ABU ADNAN BAKONGAN ACEH SELATAN Dengan Guru

Nek Abu Adnan Bakongan 

Nek Abu Adnan Bakongan (ACEH SELATAN) merupakan salah seorang ulama Aceh yang baru berpulang ke Rahmatullah beberapa tahun lalu di usianya yang lebih 100 tahun. 

Murid Senior Abuya Mudawali. Nek Abu paling banyak mewarisi amalan-amalan dan Thariqat-Thariqat dari Abuya Mudawali. 

Sekarang Ulama Yang Paling Banyak Mewarisi Amalan-Amalan dan Thariqat dari nek Abu Salah satunya Adalah Abon Buni Matang Kuli (ACEH)

Semasa hidupnya, Nek Abu Adnan Bakongan telah meninggalkan pelajaran berharga tentang bagaimana sebenarnya etika seorang orang tua dalam berhubungan dengan Guru dari anaknya. 

Meski beliau ulama besar, sementara guru anaknya memiliki usia yang jauh lebih muda, dalam kondisi terdesak yang membutuhkan bantuan tenaga pengajar, Nek Abu Adnan masih bermusyawarah meminta pertimbangan dan restu agar anaknya dapat membantu menjadi tenaga pengajar di Dayah beliau sendiri, jika sang guru memberi restu dan memandang anaknya sudah layak terjun memberikan pengabdian dalam mengajar ilmu agama.

Pada 27 Juni 1987, Nek Abu Adnan Bakongan mengirim surat kepada Abon Abdul Aziz bin Shalih, Pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga masa itu untuk bermusyawarah dan meminta izin agar anaknya Marhaban (Alm. Waled Marhaban) dapat membantu beliau mengajar di Dayah Ashabul Yamin Bakongan. Berikut isi suratnya:
Bakongan, 27 Juni 1987

Surat dari Nek Abu Adnan Untuk Abon AZIZ Samalanga

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Kepada yang Terhormat, Saudara Fillah,
Tgk Haji Abdul Aziz, Muassis dan Khadim Ilmi wa thalabah Mudi Samalanga.

Dengan segala hormat!
Sekarang sudah tiba masanya sangat perlu kepada bantuan Saudara tentang kehidupan Pesantren Ashabul Yamin. 

Oleh bertambah-tambah sorotan dari berbagai-bagai fitnah ancaman, penghalangan, dan bermacam-macam rupa hambatan segala sudut, yang keseluruhan itu mengakibatkan fatal total pesantren dari pada berdaya upaya untuk ta'lim, tadris, ubudiyah dan dakwah secara ahlussunah waljamaah.

Maka dari itu, kami sangat membutuhi bantuan tenaga seorang Mu'allim untuk Ashabul Yamin. Kalau sekiranya Marhaban dalam pandangan Saudara sudah mungkin, maka kami bermohon supaya Saudara hantarkan serta doakan, dan langsung Saudara antarkan sendiri.

Andaikan Marhaban belum bisa, masih banyak kelemahan-kelemahan, maka kami bermohon supaya dapat Saudara antarkan seorang yang lain untuk jadi mu'allim yang bisa kita harap untuk menghidupkan ahlussunah waljamaah bersama-sama dengan kawan-kawan yang sudah tersedia.
Demikian permohonan kami ini Li wajhillah. 'alaihi tawakkaltu wa ilahi unib. 
Wabillahi taufiq wal hidayah. Wabilkiram minal Mukhlis. 
Adnan bin Mahmud. Menunggu dengan hormat!

Dengan demikian surat diatas:

Sungguh pelajaran yang sangat berharga bagi kita dari sikap dan keteladanan Nek Abu Adnan bin Mahmud Bakongan (ACEH), mengajarkan tentang bagaimana seharusnya orang tua menyerahkan anaknya secara total kepada Guru yang mengasuhnya, bahkan menganggap guru anaknya lebih paham tentang perjalanan pendidikan anaknya dan memiliki wilayah yang lebih tinggi terhadap anaknya dari dirinya sendiri.

Semasa hidupnya, rutinitas Nek Abu tiap harinya adalah membaca Al-Qur'an, membaca dalail khairat, dan update informasi terkini melalui koran Harian Serambi Indonesia. 

Saat Nek Abu tidak bisa membaca lagi, santri yang mendampingi Nek Abu membaca dengan suara keras di dekat telinga Nek Abu tentang perkembangan terkini dari koran Serambi Indonesia.

Sumber Tulisan Tgk Muhammad Iqbal Jalil
Mahlil Al mudassa
Mahlil Al mudassa Hamba Allah yang sering nyangkut di dunia maya via atribut fana. Email: mahlilflanstsr@gmail.com

Post a Comment for "Pelajaran Berharga Interaksi Ulama NEK ABU ADNAN BAKONGAN ACEH SELATAN Dengan Guru "